Selasa, 17 Maret 2015

Cara Penilaian Baik dan Buruk

Berikut adalah cara penilaian baik dan buruk menurut ajaran agama, adat istiadat, kebahagiaan, bisikan hati, evolusi, utilitarisme, marxisme, eudaemonisme, pragmatisme, dan komunisme.
  1. Menurut Ajaran Agama
Menurut paham ini, perbuatan baik menurut agama adalah perbuatan yang sesuai dengan kehendak Tuhan dan perbuatan buruk adalah perbuatan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.
  1. Menurut Adat Istiadat
Adat istiadat masing-masing masyarakat tertentu memiliki suatu batasan-batasan tersendiri tentang hal-hal yang harus diikuti dan yang harus dihindari. Sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat satu belum tentu demikian menurut masyarakat yang lain. Mereka akan mendidik dan mengajarkan anak-anak mereka untuk melakukan kebiasaan-kebiasaan yang mereka anggap baik dan melarang melakukan sesuatu yang tidak menjadi kebiasaan mereka.
  1. Menurut Kebahagiaan
Terdapat paham yang mendeskripsikan cara penilaian baik dan buruk menurut kebahagiaan ini, yaitu “Tingkah laku atau perbuatan yang melahirkan kebahagiaan dan kenikmatan/kelezatan”. Ada tiga sudut pandang dari paham ini, yaitu (1) egostik hedonism (hedonisme individualistic) yang menilai bahwa jika suatu keputusan baik bagi pribadinya maka disebut baik, sedangkan jika keputusan tersebut tidak baik maka itulah yang buruk; (2) rationalistic hedonism (hedonisme rasional) yang berpendapat bahwa kebahagian atau kelezatan individu itu haruslah berdasarkan pertimbangan akal sehat; dan (3) universalistic hedonism yang menyatakan bahwa yang menjadi tolok ukur apakah suatu perbuatan itu baik atau buruk adalah mengacu kepada akibat perbuatan itu melahirkan kesenangan atau kebahagiaan kepada seluruh makhluk.
  1. Menurut Bisikan Hati
Terdapat paham yang mendeskripsikan cara penilaian baik dan buruk menurut bisikan hati ini, yaitu “kekuatan batin yang dapat mengidentifikasi apakah sesuatu perbuatan itu baik atau buruk tanpa terlebih dahulu melihat akibat yang ditimbulkan perbuatan itu”. Paham ini merupakan bantahan terhadap paham hedonism (kebahagiaan). Tujuan utama dari aliran ini adalah keutamaan, keunggulan, keistimewaan yang dapat juga diartikan sebagai “kebaikan budi pekerti”.
  1. Menurut Evolusi
Paham ini berpendapat bahwa segala sesuatu yang ada di alam ini selalu (secara berangsur-angsur) mengalami perubahan yaitu berkembang menuju ke arah kesempurnaan. Dengan mengadopsi teori Darwin (ingat konsep selection of nature, struggle for life, dan survival for the fittest), Alexander mengungkapkan bahwa nilai moral harus selalu berkompetisi dengan nilai yang lainnya, bahkan dengan segala yang ada di alam ini, dan nilai moral yang bertahanlah (tetap) yang dikatakan dengan baik, dan nilai-nilai yang tidak bertahan (kalah dengan perjuangan antar-nilai) dipandang sebagai buruk.
  1. Menurut Utilitarisme
Paham ini memberikan suatu norma bahwa baik buruknya suatu tindakan oleh akibat perbuatan itu sendiri. Tingkah laku yang baik adalah yang menghasilkan akibat-akibat baik sebanyak mungkin dibandingkan dengan akibat-akibat terburuknya. Setiap tindakan manusia harus selalu dipikirkan, apa akibat dari tindakannya tersebut bagi dirinya maupun orang lain dan masyarakat. Utilitarisme mempunyai tanggung jawab kepada orang yang melakukan suatu tindakan, apakah tindakan tersebut baik atau buruk.
  1. Menurut Marxisme
Cara penilaian baik dan buruk menurut marxisme ini didasarkan pada Dialectical Materialisme, yaitu segala sesuatu yang ada dikuasai oleh keadaan material dan keadaan material pun juga harus mengikuti jalan dialektikal itu. Paham ini memegang motto “segala jalan dapat dibenarkan asalkan saja jalan tersebut ditempuh untuk mencapai suatu tujuan”. Jadi, apapun dapat dipandang baik asalkan dapat menyampaikan/menghantar kepada tujuan.
  1. Menurut Eudaemonisme
Prinsip pokok paham ini adalah kebahagiaan bagi diri sendiri dan kebahagiaan bagi orang lain. Menurut Aristoteles, untuk mencapai eudaemonia ini diperlukan empat hal, yaitu (1) kesehatan, kebebasan, kemerdekaan, kekayaan dan kekuasaan, (2) kemauaan, (3) perbuatan baik, dan (4) pengetahuan batiniah.
  1. Menurut Pragmatisme
Paham ini menitik-beratkan pada hal-hal yang berguna dari diri sendiri, baik yang bersifat moral maupun material. Yang menjadi titik beratnya adalah pengalaman, oleh karena itu penganut paham ini tidak mengenal istilah kebenaran sebab kebenaran bersifat abstrak dan tidak akan diperoleh dalam dunia empiris.
  1. Menurut Komunisme
Menurut paham ini, komunis mempropagandakan bahwa manusia pasti akan menang melawan langit. Komunis mengekang sifat hakiki manusia yang baik dan jujur, sebaliknya mereka menghasut, membiarkan, dan memanfaatkan sifat jahat manusia untuk memperkuat kekuasaannya. Komunis secara sistematik telah merusak hampir semua pengertian umum tentang moral yang ada di alam semesta ini.

Sumber URL:
http://amutiara.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/10043/pengertian+etika.doc
http://gressellahutasoit.blogspot.com/2012/03/penilaian-baik-dan-buruk.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar