Kamis, 01 Mei 2014

Sejarah dan Perkembangan Anime di Indonesia



Salam Blogger..!!
Selamat malam, sahabat blogger..
Pada kesempatan malam hari ini, saya ingin berbagi informasi tentang sejarah dan perkembangan Anime di Indonesia. Sebelum mulai membahasnya, terlebih dahulu saya akan menjelaskan sedikit tentang apa itu Anime.
Anime (baca: a-ni-me, bukan a-nim) adalah animasi khas Jepang yang biasanya dicirikan melalui gambar-gambar berwarna-warni yang menampilkan tokoh-tokoh dalam berbagai macam lokasi dan cerita, yang ditujukan untuk beragam kalangan penonton, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Anime dipengaruhi gaya gambar Manga, komik khas Jepang. Istilah Anime berasal dari kata dalam bahasa Jepang, yaitu "Animeshon" yang merupakan kata serapan dari kata dalam bahasa Inggris "Animation".
Selanjutnya, mari kita masuk ke topik awal pembahasan kita..
Berawal dari serial Google V dan Ultraman hingga Anime klasik seperti Voltus V, Macross, Gundam, bahkan dorama Klasik Oshin, sedikit demi sedikit masyarakat Indonesia mulai diperkenalkan kepada bentuk dan jenis hiburan yang berasal dari Jepang (J-Entertaintment). Pertama kali Anime masuk di Indonesia adalah sekitar awal tahun 1980-an yang langsung menjadi tren di masyarakat. Hal ini disebabkan karena Anime-anime pada masa tersebut merupakan pelopor dari eksistensi Anime di Indonesia. Pada saat itu, untuk pertama kalinya masyarakat mengenal Anime, yang sama sekali berbeda dengan film-film animasi buatan Amerika atau Eropa Barat yang sebelumya merajai dominasi film animasi di Indonesia. Masyarakat memandang Anime sebagai suatu bentuk hiburan baru yang unik dan menarik sehingga dengan cepat meraih popularitas. Penonton Anime di Indonesia pada masa tersebut terutama adalah anak-anak.
Pada periode tahun 1980-1990-an, Anime beredar dalam bentuk format video kaset yang muncul seiring dengan populernya mesin video Beta. Dan yang sangat berperan besar dalam peredaran dan perkembangan Anime pada saat itu adalah Trio Video Tara, yaitu sebagai satu-satunya distributor resmi Anime di Indonesia.
Anime yang masuk di Indonesia terutama adalah judul-judul yang populer dan dibuat di Jepang pada era 1970-an, yaitu Anime genre science fiction yang banyak menampilkan cerita dengan mecha Super Robot, seperti Voltus V, God Sigma, Captain Giking, Getta Robo, atau Star Blazers. Selain genre tersebut, di Indonesia juga terdapat Anime dengan genre komedi seperti Doraemon, genre magical girls seperti Lulu The Flower Angel, atau genre drama romance seperti Candy-Candy dan lain sebagainya.
TVRI sebagai satu-satunya stasiun televisi di Indonesia pada masa itu juga turut berperan dengan menayangkan Anime. Dimulai dengan ditayangkannya Anime Kum-Kum (Wanpaku Omukasi Kum-kun), sejak saat itu secara perlahan tapi pasti animo masyarakat terhadap Anime mulai tumbuh.
Tahun-tahun selanjutnya “perjalanan hidup” Anime mengalami pasang surut dan sempat vakum seiring dengan berakhirnya era mesin video Beta pada akhir tahun 1980-an. Hal ini juga dikarenakan stasiun televisi lebih banyak memberikan jam tayangnya untuk animasi buatan Amerika atau Eropa yang dianggap lebih mudah memperoleh popularitas. Tren Anime kemudian mulai memudar dan sedikit demi sedikit ditinggalkan karena masyarakat kembali beralih ke sesuatu yang lebih populer pada saat itu, yaitu film-film animasi Amerika terutama produksi Disney.
Anime mulai kembali eksis di Indonesia pada awal tahun 1990-an, yaitu seiring dengan munculnya stasiun-stasiun televisi baru seperti RCTI disusul kemudian oleh SCTV dan Indosiar. Stasiun-stasiun TV tersebut mulai gencar menayangkan sejumlah judul Anime yang kemudian menjadi hits atau populer terutama oleh target pemirsa anak-anak, di antaranya adalah Doraemon, Saint Seiya, Sailor Moon, Magic Girls, Magic Knight Rayearth, Born to Cook, Dragon Ball, Shulato dan masih banyak judul lainnya yang pernah ditayangkan oleh stasiun televisi lain, yang secara tidak langsung mendukung perkembangan Anime di Indonesia.
Pada tahun 1991, Anime berjudul Doraemon mulai diperkenalkan RCTI kepada masyarakat Indonesia. Kisah serial Doraemon yang menampilkan kehidupan sehari-hari dari karakter Doraemon, Nobita, dan kawan-kawannya ini menjadi sangat populer di kalangan anak-anak bahkan orang dewasa pada saat itu. Hal ini karena meskipun dengan cerita yang sederhana karena memang ditujukan untuk penonton anak-anak, namun tetap ditampilkan secara menarik sehingga serial ini sampai sekarang mampu bertahan hingga selama lebih dari 23 tahun sejak pertama kali penayangannya.
Selang beberapa tahun kemudian, karena terjadinya krisis ekonomi di Indonesia, Anime pun berada dalam kondisi kritis. Hal ini dapat dilihat dari jumlah jam tayang Anime di televisi yang mulai menunjukkan penurunan dan sempat memunculkan kekhawatiran dari para pecintanya.
Hingga akhirnya pada akhir tahun 1990-an Anime mulai kembali booming dan menjadi tren karena adanya “demam” Pokemon (Pocket Monster) yang melanda Indonesia. Pokemon adalah salah satu nama dagang paling kontroversial di dunia ini. Mulai dari jasanya dalam mempopulerkan Game Boy, sistem game handheld terlaris di dunia, hingga mendapatkan penghargaan lewat tokoh Pikachu yang dinobatkan sebagai salah satu figur paling berpengaruh di dunia. Disusul kemudian kesuksesan versi Manga, dan Anime Movie-nya yang bahkan meraih sukses besar di Amerika.
Tren Anime ini juga didukung dengan munculnya distributor resmi yang berusaha memenuhi kebutuhan para pecinta Anime akan masuknya lebih banyak Anime di Indonesia. Sejak tahun 1999, PT. Ardya Insani Internasional yang dikenal dengan Tora Home Entertainment selaku pemegang lisensi di Indonesia, bekerja sama dengan pihak Animation International Ltd. (AI) yang merupakan distributor Anime dari studio-studio ternama di Jepang. Dengan adanya kerjasama tersebut, pihak Tora Home Entertainment berhasil mendapatkan ijin resmi untuk mendistribusikan sejumlah Anime-anime popular, seperti Neon Genesis Evangelion (Shin Seiki Evangelion), Curious Play (Fushigi Yuugi), Flame of Recca (Recca no Honou), Clamp School, Macross, dan lain sebagainya yang beredar dalam bentuk VCD.
Anime mulai kembali meraih kesuksesan besar setelah stasiun televisi SCTV membuat gebrakan baru dengan program Animax-nya menayangkan Rurouni Kenshin yang kemudian berubah judul menjadi Samurai X. Kisah seorang samurai pengembara ini menjadi demikian populer sehingga Anime mengalami “kebangkitan” kembali yang masih berlangsung hingga beberapa tahun kemudian. SCTV pada saat itu juga menayangkan Pokemon pada jam tayang utamanya dan ini menjadi pertama kalinya di Indonesia untuk tayangan film animasi. Hal ini merupakan suatu bukti nyata terhadap pengakuan keberadaan Anime di Indonesia, karena melalui tayangan-tayangan tersebut sekali lagi masyarakat diperkenalkan bahwa sesungguhnya Anime bukanlah sekedar hiburan untuk anak-anak saja. Hal ini dapat dilihat dari kecenderungan penontonnya yang mulai merambah ke kalangan dewasa yang juga semakin menyukai film-film animasi buatan negeri Sakura tersebut.
Selain itu tayangan Anime juga tampak mulai mendominasi tayangan film-film animasi di sejumlah stasiun televisi. Dunia Anime di Indonesia memasuki babak baru dalam perkembangannya yang dianggap signifikan. Hampir setiap hari ditayangkan Anime-anime populer, beberapa di antaranya seperti Samurai X, Sakura Wars, Dual!, Popolocrois, dan Pokemon oleh SCTV; Card Captor Sakura dan Fushigi Yuugi oleh TPI; Crayon Shinchan oleh RCTI; serta Meitantei Conan dan Inuyasha oleh Indosiar. Genre Anime yang ditayangkan juga lebih beragam jika dibandingkan dengan Anime-anime yang masuk pada tahun 1980-an. Menyusul kesuksesan Pokemon, mulai gencar ditayangkan Anime-anime yang memiliki tema karakter yang serupa, yaitu seperti Digimon Series dan Monster Farm.
Selain televisi, Anime pun mulai mencoba merambah ke bioskop, yaitu dengan menayangkan Doraemon the Movie. Anime Movie dengan judul Daichohen Doraemon, Nobita no Taiyou o Densetsu atau yang diterjemahkan sebagai Doraemon Petualangan: Legenda Raja Matahari ini ditayangkan mulai tanggal 29 Juni 2001. Film Doraemon ini merupakan Anime versi layar lebar atau Anime Movie pertama di Indonesia. Anime ini mengisahkan petualangan Doraemon bersama Nobita dan kawan-kawannya di Negeri Mayana, Negeri ini terinspirasi oleh Maya, sebuah kerajaan kuno di Amerika Tengah yang lenyap secara misterius sebelum kedatangan para penakluk Spanyol. Di sana Doraemon dan kawan-kawan membantu Pangeran Tio dalam menghadapi Redina, seorang penyihir jahat.
Menariknya, versi Manga dari Anime ini sudah ditebitkan oleh PT. Elex Media Komputindo dengan judul yang sama, sebagai seri ke-20 Doraemon Petualangan. Penayangan Anime dan penerbitan Manga yang nyaris bersamaan ini sepertinya bukan kebetulan. Apalagi Anime ini mengalami sulih suara yang dikerjakan oleh tim dari serial Doraemon di RCTI. Semua ini tampaknya dibuat untuk memperingati 30 tahun kisah Doraemon dan 10 tahun keberadaan Doraemon di Indonesia. Meskipun tidak mengalami sukses yang luar biasa, penayangan Doraemon tersebut bisa dibilang sebagai langkah awal kesuksesannya.
Selanjutnya hampir di sebagian besar stasiun televisi menayangkan Anime. Bahkan beberapa di antaranya mempunyai program khusus untuk tayangan Anime, seperti yang dilakukan oleh stasiun televisi baru pada zaman itu, yaitu TV7, sebagai salah satu anak perusahaan Gramedia, menayangkan program khusus Anime setiap hari Senin hingga Jumat pada sore hari. Beberapa stasiun televisi lain juga menayangkan Anime bahkan setiap harinya dalam seminggu karena begitu besarnya antusiasme pihak stasiun televisi untuk saling berlomba-lomba memanfaatkan momen tren Anime ini. Terobosan lain juga dilakukan Trans TV dalam menayangkan Anime Movie dengan tema yang cukup “berat” pada jam tayang utamanya, yaitu Blue Submarine No. 6 (Ao no Roku Go) dan Jin Roh: The Wolf Brigade.
Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, kepopuleran Anime sudah begitu luar biasa sampai pada kondisi yang sulit dibayangkan dari sebelumnya. Semenjak akhir tahun 1990-an yang berlanjut hingga tahun 2000-an, jalur peredaran Anime di Indonesia lebih banyak melalui rental maupun toko Anime dalam format VCD/DVD. Hal ini semakin bertumbuh seiring dengan menjamurnya komunitas Anime di Indonesia. Sehingga dengan demikian para pecinta Anime di Indonesia dapat terus mengikuti perkembangan Anime terbaru yang sedang diputar atau digemari di Jepang. Kini jauh lebih mudah untuk mencari dan mendapatkan berbagai macam judul Anime, bahkan para pecinta Anime dapat menikmati tontonannya hanya dalam jangka waktu beberapa hari setelah penayangannya di Jepang seiring berkembangnya teknologi dan jaringan distribusi Anime di Indonesia.
Nah, itulah sejarah dan perkembangan Anime di Indonesia. Semoga dapat bermanfaat..


1 komentar: