Rabu, 29 Januari 2014

Cerpen :: Tiga Orang ‘Koplak’ dan Sebuah Tablet PC

Pada suatu malam yang cukup sunyi dan dingin setelah turun hujan terdapat dua orang ‘koplak’, yaitu Maman alias Kangkung dan Pa’ul alias Makjong yang sedang bersenda gurau di ruang tengah sebuah kontrakan. Kontrakan yang tidak lain adalah kontrakan yang sudah beberapa bulan mereka tempati bersama itu konon menyimpan banyak cerita mistis. Memang tidak sedikit kejadian-kejadian ganjil yang mereka alami selama menempati kontrakan tersebut, mulai dari sempat beberapa kali terlihat bayangan-bayangan putih melintas hingga sering terdengarnya suara benda-benda berjatuhan tanpa sebab pada tengah malam. Meskipun tahu bahwa kontrakan yang mereka tempati tersebut ‘bermasalah’, Maman dan Pa’ul tetap betah dan berusaha menghiraukan semuanya. Salah satu hal yang sering mereka lakukan bersama pada malam hari adalah bersenda gurau untuk dapat mengusir sedikit rasa takut yang mereka alami.
Setelah beberapa saat berlalu, terdengar suara pintu terbuka. Benar saja, Hadi atau yang lebih akrab disapa Abang, yang memang sering datang ke kontrakan tanpa diduga-duga muncul pada saat itu.
“Assalamu’alaikum..”, sapa Hadi sambil menghampiri Maman dan Pa’ul.
“Wa’alaikumussalam..”, jawab Maman dan Pa’ul dengan lantang.
“Tumben dateng jam segini, Bang?”, kata Maman.
“Iya nih. Gua abis dari Gramed beli komik. Jadi sekalian mampir ke sini deh..”, jawab Hadi.
“Oh.. Lo udah makan, Bang?”, tanya Pa’ul basa-basi.
“Udah kok. Emang lo pada belom makan?”, jawab Hadi dilanjutkan bertanya balik.
“Udah juga, Bang.”, jawab Pa’ul.
“Gua kira lo belom makan, Bang. Kalo belom kan ntar gua masakin tikus asam manis.”, celetuk Maman dilanjutkan tertawa.
“Yee..”, seru Hadi kesal.
Melihat ekspresi wajah Hadi yang begitu melas, Maman pun semakin tertawa lepas dan membuat Pa’ul ikut tertawa kegirangan. Tidak lama kemudian, akhirnya Maman dan Pa’ul pun berhenti tertawa setelah melihat Hadi mengeluarkan sebuah Tablet PC dari tasnya.
Tab siapa itu, Bang? Punya lo?”, tanya Pa’ul.
“Bukan. Ini punya bokap gua. Gadget pinjeman dari kantornya.”, tegas Hadi.
“Oh.. Ada game-nya nggak, Bang?”, kata Maman.
“Ada. Baru kemaren doang gua install.”, jawab Hadi.
Game apaan tuh, Bang?”, tanya Maman.
Game simple sih, Dog and Cat namanya. Cara mainnya gampang banget. Kita tinggal lempar-lempar senjata aja biar kena lawan sampe dia mati.”, jawab Hadi.
“Oh.. Coba dong kasih liat cara maennya. Biar lebih jelas.”, kata Pa’ul dengan semangat.
“Gini doang kok. Tinggal tarik-tarik aja indikator kekuatan lemparannya, trus dikira-kira deh biar ntar lemparannya bisa kena lawan gitu. Simpel kan??”, tegas Hadi sambil melihatkan cara memainkan game tersebut.
“Waah.. Kayaknya seru tuh game. Pinjemin dong, Bang. Gua pengen coba maenin.”, seru Maman sambil mengacungkan tangannya ke Hadi.
Maman pun segera memainkan game tersebut setelah Hadi meminjamkan Tablet PC milik kantor ayahnya itu. Tidak ingin ketinggalan, Pa’ul pun ikut memainkannya secara bergantian dengan kedua temannya itu. Memang tidak butuh waktu lama bagi Maman dan Pa’ul untuk menguasai game simpel itu, sama seperti Hadi.
Waktu demi waktu berlalu sampai akhirnya secara tiba-tiba terjadi pemadaman listrik yang membuat Maman, Pa’ul, dan Hadi seketika terkejut. Ruangan tempat mereka berada sekejap berubah menjadi begitu gelap dan membuat situasi yang tadinya ceria langsung menjadi hampa.
“Aduh, mati lampu lagi. Anjrooooot..”, kata Pa’ul kesal.
“Iya nih, pake acara mokat lagi.”, sambung Maman.
“Dasar PLN nggak asik. Nggak tau apa kita lagi seru-seruan maen game.”, kata Hadi jemu.
“Yoyoii.. jadi males deh mau ngapa-ngapain sekarang”, kata Pa’ul sambil terus menggerutu.
Menit demi menit berlalu, Maman dan Pa’ul terus terdiam sambil memikirkan kegiatan selanjutnya yang akan mereka lakukan pada saat itu, sementara Hadi masih tetap fokus memainkan game Dog and Cat-nya. Sampai pada akhirnya..
“Cuy, kita iseng-iseng moto sama ngerekam video di sekitar kamar mandi belakang yuk..?! Mumpung ada Tab tuh..”, kata Maman sambil menunjuk Tablet PC yang sedang dipegang oleh Hadi.
“Ayo.. Siapa takut!”, seru Hadi.
“Waah.. jangan macem-macem lo pada. Udah malem gini juga..”, kata Pa’ul mengingatkan.
“Udaah.. wolles..”, seru Maman dan Hadi kompak.
“Yaudah deh.. Gw ngikut aja kalo gitu.”, kata Pa’ul pasrah.
Tidak lama kemudian, Maman, Pa’ul, dan Hadi pun segera menuju ke arah kamar mandi belakang untuk memfoto dan merekam video di sekitar sana. Setelah cukup lama melakukannya, mereka bertiga pun kembali ke ruang tengah untuk melihat-lihat penampakan hantu yang mungkin terekam oleh kamera. Namun, setelah dicek ternyata tidak satu pun di antara foto-foto dan rekaman video yang menangkap adanya penampakan hantu seperti yang diinginkan.
Selang beberapa menit kemudian, pemadaman listrik pun berakhir. Maman, Pa’ul, dan Hadi memutuskan untuk menyudahi keisengan mereka pada malam itu dengan rasa ketidakpuasan yang teramat besar.

1 komentar: