Pada
suatu malam yang cukup sunyi dan dingin setelah turun hujan terdapat dua orang
‘koplak’, yaitu Maman alias Kangkung dan Pa’ul alias Makjong yang sedang
bersenda gurau di ruang tengah sebuah kontrakan. Kontrakan yang tidak lain
adalah kontrakan yang sudah beberapa bulan mereka tempati bersama itu konon
menyimpan banyak cerita mistis. Memang tidak sedikit kejadian-kejadian ganjil
yang mereka alami selama menempati kontrakan tersebut, mulai dari sempat
beberapa kali terlihat bayangan-bayangan putih melintas hingga sering
terdengarnya suara benda-benda berjatuhan tanpa sebab pada tengah malam.
Meskipun tahu bahwa kontrakan yang mereka tempati tersebut ‘bermasalah’, Maman
dan Pa’ul tetap betah dan berusaha menghiraukan semuanya. Salah satu hal yang
sering mereka lakukan bersama pada malam hari adalah bersenda gurau untuk dapat
mengusir sedikit rasa takut yang mereka alami.
Setelah
beberapa saat berlalu, terdengar suara pintu terbuka. Benar saja, Hadi atau
yang lebih akrab disapa Abang, yang memang sering datang ke kontrakan tanpa
diduga-duga muncul pada saat itu.
“Assalamu’alaikum..”,
sapa Hadi sambil menghampiri Maman dan Pa’ul.
“Wa’alaikumussalam..”,
jawab Maman dan Pa’ul dengan lantang.
“Tumben
dateng jam segini, Bang?”, kata Maman.
“Iya
nih. Gua abis dari Gramed beli komik. Jadi sekalian mampir ke sini deh..”,
jawab Hadi.
“Oh..
Lo udah makan, Bang?”, tanya Pa’ul basa-basi.
“Udah
kok. Emang lo pada belom makan?”, jawab Hadi dilanjutkan bertanya balik.
“Udah
juga, Bang.”, jawab Pa’ul.
“Gua
kira lo belom makan, Bang. Kalo belom kan ntar gua masakin tikus asam manis.”,
celetuk Maman dilanjutkan tertawa.
“Yee..”,
seru Hadi kesal.
Melihat
ekspresi wajah Hadi yang begitu melas, Maman pun semakin tertawa lepas dan
membuat Pa’ul ikut tertawa kegirangan. Tidak lama kemudian, akhirnya Maman dan
Pa’ul pun berhenti tertawa setelah melihat Hadi mengeluarkan sebuah Tablet PC
dari tasnya.
“Tab siapa itu, Bang? Punya lo?”, tanya
Pa’ul.
“Bukan.
Ini punya bokap gua. Gadget pinjeman
dari kantornya.”, tegas Hadi.
“Oh..
Ada game-nya nggak, Bang?”, kata
Maman.
“Ada.
Baru kemaren doang gua install.”,
jawab Hadi.
“Game apaan tuh, Bang?”, tanya Maman.
“Game simple sih, Dog and Cat namanya.
Cara mainnya gampang banget. Kita tinggal lempar-lempar senjata aja biar kena
lawan sampe dia mati.”, jawab Hadi.
“Oh..
Coba dong kasih liat cara maennya. Biar lebih jelas.”, kata Pa’ul dengan
semangat.
“Gini
doang kok. Tinggal tarik-tarik aja indikator kekuatan lemparannya, trus
dikira-kira deh biar ntar lemparannya bisa kena lawan gitu. Simpel kan??”,
tegas Hadi sambil melihatkan cara memainkan game
tersebut.
“Waah..
Kayaknya seru tuh game. Pinjemin
dong, Bang. Gua pengen coba maenin.”, seru Maman sambil mengacungkan tangannya
ke Hadi.
Maman
pun segera memainkan game tersebut
setelah Hadi meminjamkan Tablet PC milik kantor ayahnya itu. Tidak ingin
ketinggalan, Pa’ul pun ikut memainkannya secara bergantian dengan kedua
temannya itu. Memang tidak butuh waktu lama bagi Maman dan Pa’ul untuk
menguasai game simpel itu, sama
seperti Hadi.
Waktu
demi waktu berlalu sampai akhirnya secara tiba-tiba terjadi pemadaman listrik
yang membuat Maman, Pa’ul, dan Hadi seketika terkejut. Ruangan tempat mereka
berada sekejap berubah menjadi begitu gelap dan membuat situasi yang tadinya ceria
langsung menjadi hampa.
“Aduh,
mati lampu lagi. Anjrooooot..”, kata Pa’ul kesal.
“Iya
nih, pake acara mokat lagi.”, sambung Maman.
“Dasar
PLN nggak asik. Nggak tau apa kita lagi seru-seruan maen game.”, kata Hadi jemu.
“Yoyoii..
jadi males deh mau ngapa-ngapain sekarang”, kata Pa’ul sambil terus menggerutu.
Menit
demi menit berlalu, Maman dan Pa’ul terus terdiam sambil memikirkan kegiatan
selanjutnya yang akan mereka lakukan pada saat itu, sementara Hadi masih tetap
fokus memainkan game Dog and Cat-nya.
Sampai pada akhirnya..
“Cuy,
kita iseng-iseng moto sama ngerekam video di sekitar kamar mandi belakang
yuk..?! Mumpung ada Tab tuh..”, kata Maman sambil menunjuk Tablet PC yang
sedang dipegang oleh Hadi.
“Ayo..
Siapa takut!”, seru Hadi.
“Waah..
jangan macem-macem lo pada. Udah malem gini juga..”, kata Pa’ul mengingatkan.
“Udaah..
wolles..”, seru Maman dan Hadi kompak.
“Yaudah
deh.. Gw ngikut aja kalo gitu.”, kata Pa’ul pasrah.
Tidak
lama kemudian, Maman, Pa’ul, dan Hadi pun segera menuju ke arah kamar mandi
belakang untuk memfoto dan merekam video di sekitar sana. Setelah cukup lama
melakukannya, mereka bertiga pun kembali ke ruang tengah untuk melihat-lihat
penampakan hantu yang mungkin terekam oleh kamera. Namun, setelah dicek
ternyata tidak satu pun di antara foto-foto dan rekaman video yang menangkap
adanya penampakan hantu seperti yang diinginkan.
Selang beberapa menit kemudian, pemadaman
listrik pun berakhir. Maman, Pa’ul, dan Hadi memutuskan untuk menyudahi
keisengan mereka pada malam itu dengan rasa ketidakpuasan yang teramat besar.